
Dalam khazanah keilmuan Islam, keberadaan naskah klasik yang memuat kaidah-kaidah membaca Al-Qur’an dengan benar memiliki posisi yang sangat penting. Salah satu karya monumental dalam bidang Ilmu Tajwid adalah Matan Al-Jazariyah, sebuah nadzam yang disusun oleh Imam Muhammad bin Muhammad bin al-Jazari (wafat 833 H), seorang ulama besar dalam disiplin Ilmu Al-Quran dan qira’at.
Sekilas Tentang Matan Al-Jazariyah
Matan Al-Jazariyah merupakan nadzam atau puisi ilmiah yang berjumlah sekitar 100 bait, ditulis dalam bahasa Arab klasik dengan gaya balaghah tinggi. Karya ini dirancang untuk memudahkan para penuntut ilmu dalam menghafal kaidah Ilmu Tajwid. Sebagai kitab referensi, ia menjadi acuan utama di berbagai pesantren, madrasah, dan lembaga tahfizh di dunia Islam.
Imam Al-Jazari sendiri dikenal sebagai sosok yang menguasai sepuluh qira’at mutawatir. Melalui karya ini, ia mengkodifikasi berbagai aturan membaca Al-Qur’an dengan detail yang presisi, termasuk hukum nun sukun, mim sukun, mad, tafkhim dan tarqiq, serta makharijul huruf.
Pentingnya Ilmu Tajwid dalam Membaca Al-Qur’an
Ilmu Tajwid bukan sekadar cabang keilmuan, melainkan wujud adab terhadap firman Allah. Membaca Al-Qur’an dengan tajwid yang benar tidak hanya menjaga kemurnian lafadz dan makna, tetapi juga menjadi bentuk penghormatan kepada wahyu Ilahi. Kaidah-kaidah dalam Matan Al-Jazariyah menjelaskan secara sistematis cara membaca huruf-huruf Arab sesuai makhraj dan sifatnya, sehingga terhindar dari kesalahan fatal dalam pelafalan.
Imam Al-Jazari menegaskan dalam salah satu baitnya:
“والأخذ بالتجويد حتم لازمُ **من لم يُجَوِّدِ القُرَانَ آثمُ”
Artinya: “Mengambil tajwid adalah kewajiban yang pasti. Siapa yang tidak membacanya dengan tajwid, maka ia berdosa.”
Tujuan dan Manfaat Terjemah Matan Al-Jazariyah
Dalam konteks pendidikan Islam modern, keberadaan Terjemah Matan Al-Jazariyah sangat krusial. Terjemah ini membantu pelajar dan santri memahami isi nadzam secara maknawi, tidak hanya menghafalnya secara tekstual. Dengan adanya Terjemah Matan Al-Jazariyah, esensi dari setiap bait dapat dipahami secara menyeluruh, sehingga penerapan Ilmu Tajwid tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga praktis.
Terjemahan juga membuka jalan bagi para pengkaji non-Arab untuk menyelami kedalaman Ilmu Al-Quran, menjembatani antara tradisi keilmuan klasik dan kebutuhan pembelajaran kontemporer.
Pengantar Matan Al Jazariyah
المقدمة
1 يَقُـولُ رَاجِــي عَـفْـوِ رَبٍّ سَـامِـعِ *** مُحَـمَّـدُ بْـنُ الْـجَـزَرِيِّ الشَّافِـعِـي
2 الْحَـمْـدُ لـلَّـهِ وَصَـلَّـى الـلَّــهُ *** عَـلَــى نَـبِـيِّــهِ وَمُـصْـطَـفَـاهُ
3 مُـحَـمَّـدٍ وَآلِــهِ وَصَـحْـبِــهِ *** وَمُـقْـرِئِ الْـقُـرْآنِ مَــعْ مُـحِـبِّـهِ
4 وَبَـعْــدُ إِنَّ هَـــذِهِ مُـقَـدِّمَــهْ1 *** فِيـمَـا عَـلَـى قَـارِئِـهِ أَنْ يَعْـلَـمَـهْ
5 إذْ وَاجِــبٌ عَلَـيْـهِـمُ مُـحَـتَّــمُ *** قَـبْـلَ الـشُّـرُوعِ أَوَّلاً أَنْ يَعْـلَـمُـوا
6 مَـخَـارِجَ الْـحُـرُوفِ وَالـصِّـفَـاتِ *** لِيَلْـفِـظُـوا2 بِـأَفْـصَـحِ الـلُّـغَــاتِ
7 مُـحَـرِّرِي التَّـجْـوِيـدِ وَالمَـوَاقِـفِ *** وَمَـا الَّـذِي رُسِّـمَ3 فِـي المَصَـاحِـفِ
8 مِـنْ كُـلِّ مَقْطُـوعٍ وَمَوْصُولٍ بِـهَـا *** وَتَـاءِ أُنْثَـى لَـمْ تَكُـنْ تُكْـتَـبْ بِــ:هَـا
1. Akan berkata seseorang yang mengharap ampunan dari Allaah ﷻ Rabb yang Maha Mendengar: Syamsuddin Abul Khair Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin ‘Ali bin Yuusuf Al-Jazariy Ad-Dimasyqi Asy-Syaafi’i.
2. Segala puji bagi Allaah ﷻ dan shalawat (rahmat) dari Allaah ﷻ atas nabi-Nya dan manusia pilihan-Nya,
3. Yaitu Rasuulullaah Muhammad bin Abdullaah juga seluruh keluarga dan para sahabatnya, serta para Muqriil Quran dan para pecintanya.
4. Kemudian setelah itu, sesungguhnya kitab ini merupakan Muqaddimah (pendahuluan) yang berisi mengenai apa-apa yang wajib dipelajari oleh para pembaca Al-Quran.
5. Maka wajib secara mutlak bagi para pembaca Al-Quran, sebelum mereka mulai membaca Al-Quran, hendaklah terlebih dahulu memahami,
6. Tempat-tempat keluarnya huruf hijaiyah serta sifat-sifat yang mengiringinya, agar mereka bisa mengucapkan huruf demi huruf tersebut dengan bahasa yang paling fasih.
7. Menguasai dan mampu menerapkan kaidah-kaidah tajwid juga kaidah-kaidah waqaf (cara berhenti dan memulai membaca Al-Quran) dengan baik dan benar, serta memahami apa-apa yang tertulis pada mushaf-mushaf ‘Utsmani,
8. Yaitu dari mulai mengenai dua kata yang tertulis disambung atau dipisah, juga mengenai penulisan huruf Ta ta’nits (huruf Ta yang digunakan untuk menunjukkan perempuan/ feminin) yang tidak ditulis dengan Ta marbuthah (yakni Ta yang berbentuk seperti huruf Ha dengan dua titik di atasnya), padahal biasanya Ta ta’nits ditulis dengan Ta marbuthah bukan Ta maftuhah (Ta asli).
MAKHARIJUL HURUF (TEMPAT KELUARNYA HURUF)
باب مخارج الحروف
9 مَخَـارِجُ الحُـرُوفِ سَبْـعَـةَ عَـشَـرْ *** عَلَـى الَّـذِي يَخْتَـارُهُ مَــنِ اخْتَـبَـرْ
10 فَأَلِـفُ الـجَـوْفِ4 وأُخْتَـاهَـا وَهِــي *** حُــرُوفُ مَــدٍّ للْـهَـوَاءِ تَنْـتَـهِـي
11 ثُـمَّ لأَقْصَـى الحَـلْـقِ هَـمْـزٌ هَـاءُ *** ثُــمَّ لِـوَسْـطِـهِ5 فَـعَـيْـنٌ حَـــاءُ
12 أَدْنَــاهُ غَـيْـنٌ خَـاؤُهَـا والْـقَـافُ *** أَقْصَـى اللِّسَـانِ فَـوْقُ ثُــمَّ الْـكَـافُ
13 أَسْفَـلُ وَالْوَسْـطُ فَجِيـمُ الشِّـيـنُ يَـا *** وَالـضَّـادُ مِــنْ حَافَـتِـهِ إِذْ وَلِـيَــا
14 لاضْرَاسَ مِـنْ أَيْـسَـرَ أَوْ يُمْنَـاهَـا *** وَالـــلاَّمُ أَدْنَــاهَــا لِمُنْـتَـهَـاهَـا
15 وَالنُّونُ مِـنْ طَرَفِـهِ تَحْـتُ اجْعَـلُـوا *** وَالــرَّا يُدَانِـيـهِ لِظَـهْـرٍ أَدْخَـلُ
16 وَالطَّـاءُ وَالـدَّالُ وَتَـا مِـنْـهُ وَمِـنْ *** عُلْيَـا الثَّنَـايَـا والصَّفِـيْـرُ مُسْتَـكِـنْ
17 مِنْهُ وَمِـنْ فَـوْقِ الثَّنَـايَـا السُّفْـلَـى *** وَالـظَّـاءُ وَالــذَّالُ وَثَــا لِلْعُـلْـيَـا
18 مِـنْ طَرَفَيْهِمَـا وَمِـنْ بَـطْـنِ الشَّفَهْ *** فَالْفَـا مَـعَ اطْـرافِ الثَّنَايَـا المُشْرِفَـهْ
19 لِلشَّفَتَـيْـنِ الْــوَاوُ بَــاءٌ مِـيْــمُ *** وَغُـنَّــةٌ مَخْـرَجُـهَـا الخَـيْـشُـومُ

9. Tempat-tempat keluar huruf hijaiyah itu berjumlah 17 (tujuh belas) tempat untuk 29 (dua puluh sembilan) huruf, berdasarkan pendapat yang terpilih dari para Ulama Ahli Qiraah. Ini merupakan pendapat yang dipilih oleh Al-Imam Ibnul Jazariy.
10. Maka pada rongga yang mencakup rongga tenggorokan hingga rongga mulut, terdapat Alif dan saudari-saudarinya yakni huruf-huruf mad (Wawu mad dan Ya mad)
yang berhenti seiring dengan berhentinya nafas.
11. Kemudian pada tenggorokan yang paling jauh dari rongga mulut, tepatnya pada pangkal pita suara (laring), keluar dua huruf: Hamzah dan Ha. Kemudian pada tenggorokan bagian tengah, yakni pada katup epiglotis (lisaanul mizmaar) keluar huruf ‘Ain dan Ha,
12. Pada tenggorokan yang paling dekat dengan rongga mulut, keluar huruf Ghain dan Kha, tepatnya merupakan persentuhan antara bagian belakang lidah (jadzrul lisaan) dengan ujung uvula, yakni daging yang tersambung dengan langit-langit dan merupakan persimpangan antara rongga mulut dengan rongga hidung, dekat dengan orofaring (faring bagian tengah).
Adapun huruf Qaf keluar dari pangkal lidah yang bersentuhan dengan langit- langit atas, yakni langit-langit yang lunak. Kemudian huruf Kaf…
13. Tempat keluarnya di bawah huruf Qaf, yakni persentuhan antara pangkal lidah dengan langit-langit yang keras dan yang lunak sekaligus, sedikit di bawah tempat keluarnya huruf Qaf.
Pada tengah lidah keluar huruf Jim bila disentuhkan ke langit-langit, serta keluar huruf Syin dan Ya bila digerakkan mendekati langit-langit.
Huruf Dhad keluar dari sisi lidah yang memanjang dari pangkal lidah hingga ke ujung lidah, saat bersentuhan dengan…
14. Gigi geraham, baik yang sebelah kiri ataupun sebelah kanan, bahkan bisa juga kedua sisi lidah disentuhkan dengan gigi geraham yang kiri dan yang kanan sekaligus.
Huruf Lam keluar dari ujung sisi lidah yang merupakan akhir dari tempat keluarnya huruf Dhad di sebelah kiri melingkar hingga sebelah kanan, melalui akhir dari ujung sisi lidah pada bagian depan (kepala lidah). Disentuhkan dengan langit-langit yang dekat dengan gusi gigi seri atas.
15. Dan huruf Nun keluar dari ujung lidah yang bersentuhan dengan langit-langit di bawah tempat keluarnya huruf Lam, lebih dekat ke gusi gigi seri atas.
Adapun huruf Ra keluar dekat dengan tempat keluarnya huruf Nun, namun sedikit masuk ke punggung lidah, yakni bagian ujung lidah yang dekat dengan tengah lidah.
16. Huruf Tha, Dal, dan Ta keluar dari bagian ujung lidah yang bersentuhan dengan bagian belakang gigi seri atas. Huruf-huruf Shafir (yakni Shad, Zay, dan Sin) keluar bila ujung lidah tegak/ sejajar…
17. Dan mendekat ke atas gigi seri bawah. Adapun huruf Zha, Dzal, dan Tsa lebih tinggi lagi,
18. Yakni keluar dari persentuhan ujung lidah dengan ujung gigi seri atas. Dan dari perut bibir bawah yang bersentuhan dengan ujung gigi seri atas keluar huruf Fa.
19. Dari dua bibir keluar huruf Wawu, Ba, dan Mim. Sedangkan huruf-huruf Ghunnah (suara dengung pada Nun dan Mim) tempat keluarnya adalah rongga hidung.
Penutup
Matan Al-Jazariyah merupakan permata dalam warisan keilmuan Islam. Melalui karya ini, umat Islam diajak untuk membaca Al-Qur’an secara benar dan penuh penghormatan. Memahami Ilmu Tajwid bukan semata kewajiban teknis, tetapi bentuk kesadaran spiritual. Oleh karena itu, keberadaan Terjemah Matan Al-Jazariyah menjadi jembatan penting dalam menyebarluaskan ilmu yang bernilai tinggi ini kepada generasi muslim di seluruh dunia.
Semoga keilmuan ini terus hidup, diwariskan, dan diamalkan, sebagai bagian dari cinta dan pengabdian terhadap Al-Qur’an yang mulia.